RSS Subscribe

Review http://efi-otomotif.blogspot.com/ on alexa.com
Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

Wednesday, May 26, 2010 | 8:01 PM | 0 Comments

teknologi meluruskan kiblat

Apakah arah kiblat masjid bisa berubah? Entah karena gempa bumi maupun bergeraknya lempeng Bumi seperti isu yang tengah berkembang? Jawabannya tentu TIDAK! Artinya pengukuran sebelumnya memang yang membuat arah kiblat masjid tersebut tidak tepat.
.
Apakah arah kiblat cukup ke BARAT? Sebagaimana yang difatwakan oleh MUI beberapa waktu yang lalu? Jawabannya tentu TIDAK! Sebab di zaman sekarang menentukan arah kiblat semudah membalik telapak tangan (saking mudahnya RED)
.
"Dan dari mana saja engkau keluar (untuk shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka'bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan." (QS. Al-Baqarah : 149)
.
“Baitullah ( Ka'bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram (Makkah) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi Timur dan Barat dari umatku” (HR. Al-Baihaqi)
.
“Jika kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kiblat, lalu takbir, kemudian bacalah apa yang kamu hafal dari qur’an, lalu ruku’ sampai sempurna, kemudian i’tidal sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, kemudian duduk di antara dua sujud sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, lakukanlah yang demikian itu setiap rekaat.” (HR. Abu Hurairah)
.
Dalam ajaran Islam, mengadap ke arah kiblat atau bangunan Ka'bah yang berada di Masjidil Haram adalah merupakan tuntutan syariah dalam melaksanakan ibadah tertentu. Berkiblat wajib dilakukan ketika hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah Muslim. Menghadap kiblat juga merupakan ibadah sunah ketika tengah azan, berdoa, berzikir, membaca Al-Quran, menyembelih binatang dan sebagainya.
.
Berdasarkan kebiasaan yang berkembang di masyarakat, terdapat beberapa kaidah yang sering digunakan untuk mengetahui ketepatan arah kiblat. Diantaranya adalah menggunakan kompas kiblat, kompas sajadah atau peralatan canggih seperti pesawat GPS dan theodoliti. Kini, melalui teknologi penginderaan jarah jauh yang disediakan cuma-cuma oleh Google via internet menggunakan software Google Earth atau secara online disediakan oleh situs-situs seperti Qibla Locator atau RHI Qibla Locator yang memanfaatkan fasilitas Google Map Api (GMA) kita dengan mudah dapat mengetahui arah kiblat sebuah bangunan masjid secara visual dan jelas. Namun demikian penggunaan kaidah-kaidah tersebut sering terkendala beberapa masalah. Kompas belumlah dikatakan sebagai alat ukur yang presisi. Sebab dalam penggunaannya, kompas sering mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut berupa penyimpangan jarum kompas baik oleh variasi magnetik secara global maupun atraksi magnetis secara lokal oleh logam di sekitarnya. Belum lagi skala kompas biasanya terlalu kasar. Sementara, penggunaan GPS dan theodolit untuk mengukur arah kiblat walaupun bisa mendapatkan hasil yang lebih presisi namun dalam prakteknya kedua peralatan tersebut tidak mudah didapatkan karena harganya yang cukup mahal. Walaupun Google Earth maupun fasilitas qibla locator secara online dapat membantu mengetahui arah kiblat secara visual dengan perhitungan yang sangat akurat, namun piranti tersebut bukan merupakan alat ukur yang presisi di lapangan dan hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu.
.
Lantas apakah bisa mengukur arah kiblat secara presisi dengan biaya yang murah? Jawabannya adalah BISA! Yaitu dengan menggunakan fenomena astronomis yang terjadi pada hari yang disebut sebagai yaumul rashdul qiblat atau hari meluruskan arah kiblat karena saat itu Matahari tepat di atas Ka'bah. Fenomena yang terjadi 2 kali selama setahun ini dikenal juga dengan istilah Transit Utama atau Istiwa A'dhom.
.
Istiwa, dalam bahasa astronomi adalah transit yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur. Setiap hari dalam wilayah Zona Tropis yaitu wilayah sekitar garis Katulistiwa antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS posisi Matahari saat istiwa selalu berubah, terkadang di Utara dan disaat lain di Selatan sepanjang garis Meridian. Hingga pada saat tertentu sebuah tempat akan mengalami peristiwa yang disebut Istiwa A'dhom yaitu saat Matahari berada tepat di atas kepala pengamat di lokasi tersebut.
.
Hal ini bisa difahami sebab akibat gerakan semu Matahari yang disebut sebagai gerak tahunan Matahari. Ini diakibat selama Bumi beredar mengelilingi Matahari sumbu Bumi miring 66,5˚ terhadap bidang edarnya sehingga selama setahun Matahari terlihat mengalami pergeseran antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS. Pada saat nilai azimuth Matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat tersebut terjadi Istiwa A'dhom yaitu melintasnya Matahari melewati zenit lokasi setempat.
.
Demikian halnya Ka'bah yang berada pada koordinat 21,4° LU dan 39,8° BT dalam setahun juga akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A'dhom yaitu setiap tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 waktu setempat dan 16 Juli sekitar pukul 12.27 waktu setempat. Jika waktu tersebut dikonversi maka di Indonesia peristiwanya terjadi pada 28 Mei pukul 16.27 WIB dan 16 Juli pukul 16.18 WIB. Dengan adanya peristiwa Matahari tepat di atas Ka'bah tersebut maka umat Islam yang berada jauh dan berbeda waktu tidak lebih dari 5 atau 6 jam dapat menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan Matahari.
.
28 MEI 2010 @ 16:18 WIB
16 JULI 2010 @ 16:27 WIB
MATAHARI TEPAT DI ATAS KA'BAH
POSISI MATAHARI = ARAH KIBLAT
BAYANGAN MATAHARI = ARAH KIBLAT
.
Saya menyebut untuk alat benang berbandul tersebut dengan istilah
Solar Shadow Tracker (SST) atau penjejak bayangan Matahari.

.
Teknik penentuan arah kiblat pada hari Rashdul Qiblat sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga sudah banyak yang menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebatang tongkat lurus dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa A'dhom tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat yang benar.
.
Bahkan dengan menggunakan software khusus yang dapat mengetahui pergerakan benda langit secara presisi kapan secara persis terjadinya Istiwa A'dham dapat diketahui. Untuk tahun 2010 ini misalnya menurut software Starrynight Pro Plus Versi 6.3.8 yaitu sebuah software astronomi yang memiliki tingkat ketepatan sangat tinggi, peristiwa Istiwa A'dhom terjadi pada 28 Mei 2010 pukul 12:17:59 WS atau 16:17:59 WIB dan 16 Juli 2010 pukul 12:26:48 WS atau 16:26:48 WIB. Namun secara praktis angka tersebut bisa dibulatkan ke menit.
.
Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan adalah ke Timur, maka arah bayangan yang menuju ke tongkat adalah merupakan arah kiblat yang benar. Jika anda khawatir gagal karena Matahari terhalang oleh mendung maka toleransi pengukuran dapat dilakukan pada H-2 hingga H+2. Satu hal penting yang harus kita perhatikan adalah JAM yang kita gunakan hendaknya sudah terkalibrasi dengan tepat. Untuk mengetahui standard waktu yang tepat bisa digunakan tanda waktu saat Berita di RRI, layanan telpon 103 atau menggunakan jam atom yang disediakan oleh layanan internet.
.
Penentuan arah kiblat menggunakan fenomena ini hanya berlaku untuk tempat-tempat yang pada saat peristiwa Istiwa A'dhom dapat secara langsung melihat Matahari. Sementara untuk daerah lain di mana saat itu Matahari sudah terbenam seperti Wilayah Indonesia Timur (WIT) praktis teknik ini tidak dapat digunakan. Maka ada fenomena lain yang dapat digunakan oleh daerah-daerah tersebut sehingga dapat mengetahui arah kiblat secara presisi. Fenomena itu adalah saat Matahari berada tepat di bawah Ka'bah yaitu saat Istiwa A'dhom terjadi di titik Nadir (Antipode) Ka'bah yang terjadi pada setiap tanggal 13 Januari dan 28 November.
.
Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A'dhom :
  1. Tentukan lokasi masjid/mushalla/ langgar atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya.

  2. Sediakan tongkat lurus panjang minimal 1 meter. Akan lebih bagus jika menggunakan benang besar yang diberi bandul sehingga tegak benar.

  3. Siapkan jam/arloji yang sudah dicocokkan / dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio/ televisi/ internet atau telpon ke 103.

  4. Tentukan lokasi pengukuran; di dalam masjid (diutamakan) atau di sisi Selatan Masjid atau di sisi Utara atau di halaman depan masjid. Yang penting tempat tersebut datar dan masih mendapatkan penyinaran Matahari saat peristiwa Istiwa A'dhom berlangsung.

  5. Pasang tongkat secara tegak dengan bantuan lot tukang (jika menggunakan tongkat) atau pasang benang lengkap dengan bandul serta penyangganya di tempat tersebut. (Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya fenomena agar tidak terburu-buru)

  6. Tunggu sampai saat Istiwa A'dhom terjadi dan amatilah bayangan Matahari yang terjadi. Berilah tanda menggunakan spidol, benang, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat tanda lurus. Maka itulah arah kiblat yang sebenarnya

  7. Gunakan benang, sambungan pada tegel lantai, atau teknik lain yang dapat meluruskan arah kiblat ini ini ke dalam masjid. Intinya yang hendak kita ukur sebenarnya adalah garis shaff yang posisinya tegak lurus (90°) terhadap arah kiblat. Maka setelah garis arah kiblat kita dapatkan untuk membuat garis shaff dapat dilakukan dengan mengukur arah sikunya dengan bantuan benda-benda yang memiliki sudut siku misalnya lembaran triplek atau kertas karton..
.
Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya. Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing. Semoga cuaca cerah.
.
Semoga dengan lurusnya arah kiblat kita, ibadah shalat yang kita kerjakan menjadi lebih afdhal dan doanya lebih dikabulkan. Amin.
.
Keterangan lengkap hubungi Rukyat Hilal Indonesia (RHI) di 0274-552630 atau 08122743082.

3 komentarBuka

__________________________________________________________________

Minggu, Mei 09, 2010

Yook Nonton Gerhana Venus

.
Ribut-ribut soal meteor yang kini masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat kita tinggalkan dahulu sebab masih banyak fenomena astronomi menarik yang terjadi selama bulan ini. Setelah beberapa meteor sporadik yang menghantam wilayah Indonesia beberapa waktu lalu, disusul terjadinya puncak hujan meteor Eta Aquarids pada Jumat dinihari. Kini langit Indonesia juga dihias oleh munculnya beberapa planet yang cukup terang seperti Venus, Mars dan Saturnus pada sore hari serta kemunculan Jupiter dan Merkurius pada pagi hari.
.
Jika masih belum puas menyaksikan jangan khawatir sebab ada satu fenomena astronomi yang sangat menarik yang mungkin hanya bisa kita saksikan sekali selama hidup kita. Ia adalah peristiwa “Gerhana Venus” atau sering disebut sebagai okultasi Venus yaitu fenomena saat planet Venus, benda langit paling terang nomor 3 setelah Matahari dan Bulan dan sering disebut sebagai ‘bintang Kejora” ini akan bermain petak umpet. Ya, di langit Barat sore hari setelah Matahari terbenam Planet ini tiba-tiba ‘menghilang’ dari pandangan karena bersembunyi di belakang wajah Bulan sabit muda yang sore itu belum genap berumur 3 hari.
.
Okultasi dan Transit
.
Okultasi bisa dipahami sebagai fenomena astronomi saat sebuah benda langit tertutup oleh benda langit lainnya yang lebih besar dilihat dari lokasi pengamat di Bumi. Okultasi dalam bahasa awamnya juga disebut sebagai ‘gerhana’ misalnya saat piringan Matahari tertutup oleh piringan Bulan yang lebih besar maka sering dikatakan sedang terjadi Gerhana Matahari Total . Padahal istilah yang seharusnya adalah okultasi Matahari oleh Bulan. Pada umumnya peristiwa okultasi terjadi saat sebuah bintang atau planet atau asteroid tertutup oleh piringan Bulan. Namun okultasi juga bisa terjadi saat sebuah bintang atau planet ditutupi oleh planet lain yang memiliki diameter lebih besar misalnya pernah saat bintang Regulus tertutup oleh planet Venus pada tahun 1959.
.

Ada lagi peristiwa yang merupakan kebalikan dari okultasi ini yaitu fenomena astronomi yang dinamakan transit, yaitu saat sebuah benda langit melintas tepat di depan benda langit lainnya lain yang memiliki diameter sudut lebih besar. Peristiwa transit Venus di depan Matahari misalnya, selama abad 21 ini terjadi 2 kali yaitu pada 8 Juni 2004 dan 6 Juni 2012 yang akan datang. Kecuali Venus, planet yang mengalami transit di depan Matahari adalah Merkurius. Dan selama abad 21 transit Merkurius terjadi sebanyak 14 kali diantaranya yang pernah pada tahun 2003 dan 2006 serta yang paling dekat adalah transit Merkurius pada 9 Mei 2016 yad.
.
Istilah transit juga biasa digunakan saat satelit (bulan) Jupiter melintas di wajah planet induknya dan saat peristiwa ini terjadi biasanya dikuti dengan terlihatnya noktah hitam di wajah Jupiter yang tidak lain adalah bayangan dari satelitnya. Dengan peristiwa transit ini pula seorang astronom dapat mendeteksi adanya planet yang mengorbit sistem bintang di luar sistem tata surya kita.
.

.
Cara menonton Gerhana Venus

.
Tidak terlalu sulit untuk dapat menyaksikan gerhana yang dialami oleh planet Venus saat terjadinya peristiwa yang dinamakan okultasi ini. Peristiwanya sendiri akan terjadi nanti pada Minggu sore tanggal 16 Mei 2010 beberapa menit setelah terbenamnya Matahari terbenam di langit bagian Barat. Sayangnya tidak seluruh kawasan Indonesia dapat menyaksikan peristiwa ini secara utuh, bahkan untuk sebagian besar wilayah Timur Indonesia sama sekali tidak bisa menyaksikan dikarenakan planet Venus sudah terbenam saat okultasi terjadi. Tepatnya untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya kontak pertama akan terjadi pada sekitar pukul 18:50 WIB yaitu saat piringan bawah Venus menyentuh piringan atas Bulan. Selanjutnya tidak sampai 1 menit kemudian seluruh wajah Venus benar-benar tertutup oleh piringan Bulan. Kemudian selama hampir 1 jam planet Venus akan ‘bersembunyi’ di belakang Bulan sebelum planet ini kembali akan menampakkan diri di sisi bawah sabit Bulan yang bersinar tepatnya pada pukul 19.27 WIB. Sayangnya saat kontak akhir tersebut terjadi, di Yogyakarta posisi Venus berada sangat rendah dekat ufuk sehingga sulit diamati, namun pengamat yang berada lebih Barat akan lebih berkesempatan untuk menyaksikan semua tahapan okultasi ini.
.

=Wilayah Indonesia yang dapat menyaksikan peristiwa okultasi Venus
.
Apakah perlu peralatan khusus untuk menyaksikan fenomena ini? Jawabannya tentu tidak, sebab dengan mata telanjang saja kita bisa menyaksikan peristiwa ini dengan baik, sebab planet Venus yang kali ini memiliki magnitude -3,9 cukup terang dilihat langsung dengan mata telanjang. Demikian juga halnya dengan Bulan yang akan menutup Venus. Kali ini Bulan sedang pada fase bulan sabit muda di usianya yang sudah 3 hari dengan iluminasi mencapai 7% akan sangat mudah dilihat setelah Matahari terbenam.
.
..

Namun demikian tidak ada salahnya jika kita memiliki teleskop maupun binokuler, maka kedua benda ini bisa kita gunakan. Setidaknya kedua alat ini akan banyak membantu membesarkan cintra obyek sehingga lebih jelas. Apalagi jika ada kamera yang bisa kita bawa untuk mengabadikan peristiwa ini baik dalam bentuk citra gambar diam maupun video tentu akan lebih lengkap.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah lokasi pengamatan. Saat kontak awal di Yogyakarta posisi Venus dan Bulan cukup rendah sekitar 8° maka pilihlah lokasi pengamatan yang memiliki horizon Barat cukup terbuka alias tidak tertutup oleh gedung-gedung maupun pepohonan apalagi pegunungan yang bisa menghalangi pandangan kita.
.
Asal tahu saja peristiwa astronomi seperti okultasi dan transit planet adalah peristiwa yang sangat langka atau jarang terjadi. Beruntung kita dapat mengalami saat fenomena okultasi Venus kali ini, sebab berdasarkan perhitungan para astronom okultasi yang terjadi pada hari Minggu nanti hanya akan berulang pada tahun 2052 yad. Maka dari itu jangan lewatkan fenomena ini atau anda tidak akan pernah menyaksikannya lagi seumur hidup Akhirnya kita hanya bisa berharap semoga saat fenomena berlangsung nanti kondisi langit cukup menguntungkan alias cerah. Happy hunting!

0 comments:

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Jurnalborneo.com
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.